cuap.cuap penulis..

Foto saya
an introvert. an observer. sometimes so smart to say something bullshit and sarcasm.

Selasa, 22 November 2016

Pentingnya Sebuah Nama


Nama merupakan sesuatu yang sangat penting. Guru kimia pas masi SMA dulu pernah berkata gini, ‘Bisa kalian bayangin ga akan seperti apa jika sesuatu itu ga punya nama? Terutama dalam unsur-unsur kimia’

Pak, beli C12H22O11 nya sekilo ya.

Atau,

Kak, pesen Manihot utilissima gorengnya satu, trus sama jus Zea mays-nya satu ya. Oh iya, minta dihidrogen monoksida satu ya.

Kan ga asik.

Mamam tuh unsur kimia. Dan biologi.

Tapi terkadang udah ada nama yang gampang, eh malah dipersulit dan agak menipu. Menipu dalam artian gini misalnya, ketika kita lagi (sok-sok) makan di resto yang oke (padahal mah biasanya makan di ayam penyet pinggir jalan), kita liat menu dengan nama yang asing, seperti : spicy meat cooked with coconut milk atau mashed dogfruit with super red hot chili pepper sauce. Keren ga namanya? Padahal itu mah cuma rendang dan jariang batokok balado.

By the way, entah mengapa tiba-tiba aku jadi kangen belajar kimia lagi. Secara chemistry adalah mata pelajaran yang paling aku sukai. You know, dat feeling when you make alat-alat kaya tabung reaksi, statif, lemari asam, erlenmeyer, buret, zat-zat kimia, dan lainnya. Wuihh.

Back to the topic.

Nama itu merupakan identitas yang menunjuk pada seseorang atau benda. Nama juga mempermudah kita untuk mengklasifikasikan sesuatu atau memanggil seseorang. Yah seperti aku, ada yang memanggil aku kakak, ayuk, tante, adek, atau bahkan ibu. Iya, ibu. Aku ibu-ibu -_-“.

Nama juga adalah doa. Seorang anak yang baru lahir, tentunya akan diberikan nama oleh orang tuanya, dengan harapan anak tersebut akan tumbuh sesuai dengan namanya tersebut. Tren pemberian nama pada anak pun berubah. Ngerasa ga sih bedanya? Ya kaya kaum-kaum angkatan aku namanya lebih simple dibanding anak-anak sekarang. Dari nama aja kadang bisa kita lihat anak ini anak masa dulu atau masa kini. Apapun nama seseorang, nama teteplah sebuah doa dan harapan dari orang tua.

Oh iya, untuk temen atau orang-orang terdekat, biasanya mereka mempunyai panggilan khusus untuk seseorang disekitarnya sesuai dengan ciri khas atau kebiasaan masing-masing. Terutama untuk orang-orang yang memiliki nama sejuta umat kaya aku. Dulu, di zaman kuliah, temen seangkatan yang namanya Ayu aja ada beberapa orang. Di kantor juga yang punya nama Ayu bukan aku sendirian. Jadilah ditambah embel-embel dibelakang nama Ayu. Misalnya Ayu ting-ting, Ayu Dumai, atau Ayu cantik (yang terakhir ngarang banget deh :P). Bahkan untuk beberapa orang, nama panggilan atau julukan lebih populer dibanding nama aslinya. Cerita seorang teman : sehari-hari dia dipanggil dengan nama populernya (ceilah), anggap saja Anggrek. Suatu saat dosen tiba-tiba mengabsen seluruh mahasiswanya. Saat disebut satu nama, tidak ada satupun yang mengangkat tangan. Ternyata eh ternyata yang dipanggil itu adalah nama aslinya Anggrek. Teman-temannya juga pada bingung ketika nama aslinya Anggrek disebut. Terasa asing. :D

Yah begitulah peran sebuah nama dalam hidup kita :)


Okay, see you.