cuap.cuap penulis..

Foto saya
an introvert. an observer. sometimes so smart to say something bullshit and sarcasm.

Senin, 29 November 2021

Teguran

Ketika anak sehat, aku kadang suka stres ngeliat kelakuannya, apalagi kalo mood akunya lagi ga oke. Loncat sana, loncat sini, ngoceh tiada henti, mainan berhamburan. Tapi jauh lebih stres ngeliat anak sakit. Beneran. 

As a (not so) young (anymore) mum, the hardest part in LDM life is when one of you is sick. Macam sekarang ini, anak ai lagi sakit, bapaknya kerja, tinggal lah aku seorang yang ngejaganya. Kalo ga pernah kejang, mungkin aku akan lebih santuy menghadapi kalo anak lagi demam. Nah ini karena pernah punya pengalaman kejang, dan menurut dokternya waktu itu peluang kejang lagi itu lebih besar, jadilah aku tak tidur malam pas dia sakit. Anak gerak dikit, langsung liatin kondisinya. Bentar-bentar ngukur suhu tubuh. Bentar-bentar kompres. Asli stres luar biasa. Tapi ya begitulah menjadi seorang mamak2. Aku ni kadang suka ga bersyukur, makanya dikasi teguran buat bersyukur melalui momen anak sakit ini.

Sekarang alhamdulillah udah baik, semoga segera sehat seperti biasa ya nak. Anaknya udah mulai random minta jus nanas malem2 dan minta bikin gunung merapi pake dus.

-

Rabu, 30 Juni 2021

Beban

Dulu, dulu sekali, aku pikir menjadi orang dewasa itu enak. Kerja, punya banyak uang, bisa beli apa aja, bisa bebas main sama temen-temen, dan bermacam kesenangan duniawi lainnya. Tapi, ternyata oh ternyata, ketika aku sudah berada di usia saat ini, semua ga seenak bayangan aku masih sekolah dulu.

Masa sekolah dulu beban hidupku hanya sebatas kalkulus, tabel periodik unsur kimia, fenotip genotip, yang sekarang di dunia kerjaku ga dipake. Tapi mungkin kepake pas anakku udah sekolah nanti kali ya, pas belajar hal-hal begitu :’). Bangun pagi tinggal makan, make baju sekolah yang udah rapi disetrika-in, berangkat sekolah naik sepeda sama temen-temen, pulang sekolah makanan udah ada di meja makan, malem-malem tidur tanpa harus mikirin besok masak apa ya buat sarapan, atau mikirin kerjaan rumah apa dulu yang harus dikerjain.

Sekarang? Wkwkwk. Malem udah mikirin mau masak gulai, eh santannya ga ada. Sekarang problem hidupku bertambah. Ga ada langkok2 di rumah aja kek berat kali masalah hidupku kalo udah berniat kali mau masak tu. Haha. Tapi untungnya sekarang bisa serba online ya beb. Dunia dalam genggaman istilahnya ya. Mau ini itu tinggal pesen via aplikasi trus pesenan dateng. Segampang itu ya. Gampang banget ngabisin duit, nyarinya yang sulit. Nikmatilah hidup ko Yu!

 Sudahlah ya, aku cuma pengen cerita aja nyoo, cerita ga jelas dari seorang mamak yang galau mau beresin rumah tapi mager banget :D

Sabtu, 01 Juli 2017

PROCRASTINATOR


Legend says, when you can't sleep at night, it's because you're awake in someone else's dream. Actually I can’t sleep now. So, aku lagi di mimpinya siapa ya? Ah elah, legenda itu mah. Padahal ga bisa tidur karena abis minum kopi -_-

Sebentar lagi hari Senin. The day I have to go back to office. You know what I feel now? I feel so lazy and I want a long long holiday. I do nothing but I still get money. Ahahah.
I had so many plans before the day off started. I said to myself, ‘I have to be productive!’. Ah, bullshit. Omong kosong. Kenyataannya apa? I did nothing lah~ gayanya doang mau ngerjain ini itu pas liburan -_-

Semua berawal dari hobi ku yang suka menunda-nunda.
‘Nanti ah ngerjainnya. Aku kan berhak untuk santai-santai’
‘Ini kan libur, masi bisa besok ngerjainnya’

Berbagai alasan ‘pembelaan diri’ dan kata ‘nanti’ terucap. Hiks. Jadilah aku menyesal dengan semuanya. Ya kaya sekarang nih, kan ga bisa tidur ya. Padahal mah bisa aja aku ngerjain apa yang seharusnya aku kerjain kaya rencana aku sebelumnya. Tapi tetep aja mikirnya ’masi ada hari sabtu dan minggu kok’. Prett. Sampe kapan kaya gini terus?!

Daripada mikir yang negatif mulu, mending kita focus pada sisi baiknya aja. Based on some articles and journals I just read (iya, aku abis baca-baca artikel dan jurnal), ada beberapa hal menarik mengenai Procrastination.

1.      Wikipedia said ‘Procrastination is the avoidance of doing a task that needs to be accomplished. It is the practice of doing more pleasurable things in place of less pleasurable ones, or carrying out less urgent tasks instead of more urgent ones, thus putting off impending tasks to a later time. Sometimes, procrastination takes place until the "last minute" before a deadline.’
Artinya adalah kita menunda untuk menyelesaikan sesuatu yang harus diselesaikan. Alasan untuk menundanya adalah kita lebih memilih untuk ngelakuin hal yang kita suka yang sebenernya ga lebih penting daripada sesuatu yang harus diselesaikan tsb. Ya you know lah, apalagi untuk orang-orang yang konsentrasinya ga oke kaya aku, gampang banget teralihkan perhatiannya kalo lagi ngerjain sesuatu. Tapi perhatian aku ke kamu ga teralihkan kok (apasih!)

2.      Berdasarkan Smithsonian Magazine, there are two different types of procrastination, passive and active. Kalo pasif itu kaya santai-santai nonton TV, ga mikirin apa-apa mengenai ‘kerjaan’, yaaa do nothing lah. Tapi kalo aktif itu misalnya kita ngelakuin ‘kerjaan’ lain yang sebenernya bukan ‘kerjaan utama yg harus diselesaiin sesegera mungkin’ atau brainstorming, dll. Jadi kalo lagi termenung-menung itu ga selamanya berarti males-malesan atau ga produktif. Bisa aja diluar kita terlihat ga napa-napain, tapi pikiran kita aktif berfikir, berlogika, dan menganalisa.

3.       Based on Psychology Journal, Procrastination makes you more creative and helps you to make better decisions. Bener ini mah. Dengan kita menunda melakukan sesuatu, kita bisa berfikir langkah-langkah apa yang harus kita lakuin atau ada ga sih cara praktis buat nyelesaiin kerjaan kita tsb. Ketika kita mencoba untuk membuat keputusan atas sebuah pilihan (terutama jika itu adalah hal besar), pasti terjadi perdebatan antara pemikiran rasional dan intuisi kita. Nah dengan kita menunda, memberikan kesempatan untuk memikirkan pro dan kontra dari pilihan tersebut, sehingga kita bisa membuat keputusan yang lebih baik.

Oke. Menulis hal-hal ini adalah salah satu hal yang sebenernya ga penting untuk aku lakuin dibanding. Ada hal lain yang LEBIH PENTING dan SEHARUSNYA aku kerjain dari tadi. Ya begitulah. Ini adalah salah satu contoh active procrastination :D

Ah udah jam segindang Sob! Aku harus tidur. Kata mama ga boleh begadang (udah begadang juga kali ini coy!).


Salam!

Selasa, 22 November 2016

Pentingnya Sebuah Nama


Nama merupakan sesuatu yang sangat penting. Guru kimia pas masi SMA dulu pernah berkata gini, ‘Bisa kalian bayangin ga akan seperti apa jika sesuatu itu ga punya nama? Terutama dalam unsur-unsur kimia’

Pak, beli C12H22O11 nya sekilo ya.

Atau,

Kak, pesen Manihot utilissima gorengnya satu, trus sama jus Zea mays-nya satu ya. Oh iya, minta dihidrogen monoksida satu ya.

Kan ga asik.

Mamam tuh unsur kimia. Dan biologi.

Tapi terkadang udah ada nama yang gampang, eh malah dipersulit dan agak menipu. Menipu dalam artian gini misalnya, ketika kita lagi (sok-sok) makan di resto yang oke (padahal mah biasanya makan di ayam penyet pinggir jalan), kita liat menu dengan nama yang asing, seperti : spicy meat cooked with coconut milk atau mashed dogfruit with super red hot chili pepper sauce. Keren ga namanya? Padahal itu mah cuma rendang dan jariang batokok balado.

By the way, entah mengapa tiba-tiba aku jadi kangen belajar kimia lagi. Secara chemistry adalah mata pelajaran yang paling aku sukai. You know, dat feeling when you make alat-alat kaya tabung reaksi, statif, lemari asam, erlenmeyer, buret, zat-zat kimia, dan lainnya. Wuihh.

Back to the topic.

Nama itu merupakan identitas yang menunjuk pada seseorang atau benda. Nama juga mempermudah kita untuk mengklasifikasikan sesuatu atau memanggil seseorang. Yah seperti aku, ada yang memanggil aku kakak, ayuk, tante, adek, atau bahkan ibu. Iya, ibu. Aku ibu-ibu -_-“.

Nama juga adalah doa. Seorang anak yang baru lahir, tentunya akan diberikan nama oleh orang tuanya, dengan harapan anak tersebut akan tumbuh sesuai dengan namanya tersebut. Tren pemberian nama pada anak pun berubah. Ngerasa ga sih bedanya? Ya kaya kaum-kaum angkatan aku namanya lebih simple dibanding anak-anak sekarang. Dari nama aja kadang bisa kita lihat anak ini anak masa dulu atau masa kini. Apapun nama seseorang, nama teteplah sebuah doa dan harapan dari orang tua.

Oh iya, untuk temen atau orang-orang terdekat, biasanya mereka mempunyai panggilan khusus untuk seseorang disekitarnya sesuai dengan ciri khas atau kebiasaan masing-masing. Terutama untuk orang-orang yang memiliki nama sejuta umat kaya aku. Dulu, di zaman kuliah, temen seangkatan yang namanya Ayu aja ada beberapa orang. Di kantor juga yang punya nama Ayu bukan aku sendirian. Jadilah ditambah embel-embel dibelakang nama Ayu. Misalnya Ayu ting-ting, Ayu Dumai, atau Ayu cantik (yang terakhir ngarang banget deh :P). Bahkan untuk beberapa orang, nama panggilan atau julukan lebih populer dibanding nama aslinya. Cerita seorang teman : sehari-hari dia dipanggil dengan nama populernya (ceilah), anggap saja Anggrek. Suatu saat dosen tiba-tiba mengabsen seluruh mahasiswanya. Saat disebut satu nama, tidak ada satupun yang mengangkat tangan. Ternyata eh ternyata yang dipanggil itu adalah nama aslinya Anggrek. Teman-temannya juga pada bingung ketika nama aslinya Anggrek disebut. Terasa asing. :D

Yah begitulah peran sebuah nama dalam hidup kita :)


Okay, see you.

Kamis, 17 November 2016

Perjalanan Hidup

Pernah bercerita dengan temen tentang apa yang sudah dilalui di kehidupannya. Berdasarkan ceritanya tersebut, aku menyimpulkan bahwa dia telah melalui berbagai cobaan. Mulai dari keterbatasan ekonomi, sulitnya mencari uang, tinggal jauh dari keluarga, dan lainnya. Dia berhasil survive hingga saat ini. bukan hanya survive, bahkan taraf hidup mereka sudah meningkat dari sebelumnya. Dari yang ga punya, sekarang menjadi punya. Alhamdulillah, roda kehidupan itu berputar. Perjuangan hidup yang telah mereka lakukan menjadi salah satu pembentuk pribadi mereka saat ini. Mereka menjadi sosok yang supel, tangguh, cerdas, dan selalu bersyukur (even beberapa orang masi ada yang suka mengeluh).

Kadang suka mikir, apakah semua orang akan melalui fase hidup yang sama? Akan mengalami kesulitan hidup yang sama seperti itu? Berada di posisi mereka saat sedang sulit adalah hal tak bisa terbayangkan oleh ku. Jika itu terjadi, apakah aku mampu? Apakah aku bisa? Apakah aku akan mampu melewati hal-hal seperti itu? Bahkan membayangkannya aja aku ga berani. Aku ga mampu.
Sampai saat ini aku bersyukur belum pernah mengalami kesulitan seperti yang pernah dialami oleh temen-temenku tadi. Apakah itu tandanya aku juga akan mengalami kesulitan seperti mereka? Bukankah hidup itu sebuah siklus? Akan ada masa dimana kita mengalami kesulitan dan ada masanya juga kita diselimuti kebahagian dan kecukupan. Atau mungkin aku sebenernya telah mengalami kesulitan tapi dalam hal yang berbeda dibanding mereka? Mungkin saja.

Tapi bukankah cobaan yang kita alami itu diberikan sesuai dengan kemampuan kita? Apapun cobaan dan hal apapun yang ada dan yang akan ada dikehidupan aku, semoga aku selalu diberi kekuatan untuk menjalaninya dan selalu menjadi pribadi yang bersyukur atas segala yang aku miliki saat ini.

Kadar. Mungkin itu saja menjadi pembeda antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya gini, anggap saja Mawar memiliki kekuatan atau kelebihan pada bidang A, B, dan lemah terhadap hal C, sedangkan Melati lemah pada bidang A, tapi memiliki kelebihan pada bidang B dan C. Ketika cobaan datang pada bidang A, tentunya Melati akan merasa lebih berat melaluinya dibandingkan Mawar. Kenapa? Karena bidang A lebih dikuasai oleh Mawar dibanding Melati.

Kita memiliki posisi masing-masing dalam kehidupan ini. Memiliki peran sendiri dan kita ga bisa menjadi orang lain. Walaupun kita mencoba memaksakan diri untuk berada di posisi orang lain, hasilnya pasti ga akan secemerlang ketika kita berada di posisi kita seharusnya. Peran inilah yang sebenernya menjadi kekuatan kita dalam kehidupan sosial. Seperti Maldini yang sudah ditakdirkan menjadi seorang bek. Apakah ketika dia mencoba berada di posisi orang lain, prestasinya akan secemerlang posisinya di pertahanan? Apakah dengan kemampuannya tersebut dia akan sesukses Pippo sebagai striker? Atau apakah ketika Kaka dan Pirlo berada di baris pertahanan AC Milan, mereka akan mampu menahan serangan lawan seperti Maldini dan Nesta lakukan? Kemampuan masing-masing kita lah yang akan memberikan kekuatan pada kehidupan sosial kita. percayalah, kita diciptakan untuk memiliki peran sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. (sori contohnya ga update, kangen skuad lama milan nih :P)

*Ayu ngomong apa? Ayu sehat?*

So today i want to tell you something. On my timehop, 3 years ago, i wrote #BanggaSumatera. Lalu aku terbayang kejadian itu. Kejadian dibalik tragedi #BanggaSumatera (ceilah, tragedi cuy). Duh pengen ketawa. Jadi kangen kosan. Kangen penghuninya juga. Memori itu selalu ada dalam kehidupan kita. Tak pernah hilang. Bahkan ketika kita berusaha untuk menghilangkannya ataupun lupa akibat kesibukan yang ada sekarang, ketika ada satu hal sekecil apapun yang berkaitan dengan memori masa lalu muncul, yakin deh pasti kenangan itu akan terputar kembali dalam ingatan kita. Terputar seperti sebuah film seolah kita kembali ke masa lalu saat kejadian itu terjadi. Jadi sangat penting untuk kita menghargai setiap waktu yang ada, setiap momen, dan kesempatan yang kita miliki sekarang agar memori yang tercipta menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk dikenang.

Btw, pernah merasa terlalu lugu atau polos ga sih sehingga tanpa sadar kita hanya dimanfaatin atau dibego-begoin ma orang lain atau bahkan sama temen sendiri? I do. Apa yang kita lakukan (even itu baik menurut kita), ga semua orang akan menganggap itu baik. Seperti yang udah pernah aku bilang sebelumnya, kita ga akan pernah terlepas dari ‘kata orang’. Bagaimana kita menyikapinya? It depends on value of life yang kita miliki. *halah*.


Peace, love, and gaul. Bhay.

Kamis, 15 September 2016

JUDGE

Jadi dari kemarin-kemarin tuh pengen banget nulis sesuatu. Entah kenapa, ketika kita tidak dalam keadaan oke untuk menulis, ide-ide itu muncul. Pas lagi nongkrong misalnya. Nongkrong di wc. Atau pas lagi mengarungi jalanan pekanbaru menuju negeri Panam Sam (Paman Sam kalee~).

I have no idea lah untuk berkata-kata. Jadi apa diakhiri saja usaha aku untuk nulis sekarang? Haha. Usaha yu, usaha. Jangan nyerah.

Boleh curhat?

Boleh dong, ya..

Orang hanya bisa nge-judge.

Ada benarnya. Based on my true story, orang-orang di sekitar aku hadir sebagai pencerita. Pencerita kehidupan orang. Sebegitu menariknya kah kehidupan orang tersebut untuk diceritakan? Hellowww, lau punya kehidupan sendiri dan orang lain juga punya kehidupan sendiri, terus kenapa lau sibuk ngurusin hidup orang? Sibuk nge-judge apa yang orang lakuin.

Tak dipungkiri, aku pun terkadang suka refleks ngejudge sesuatu disekitar aku. Tapi aku lebih memilih untuk ngelakuinnya dalam hati (berkilah :P)

Ya hidup sih ya namanya, ga lepas dari penilaian orang. Penilaian baik ataupun buruk. Lagian penilaian orang-orang hanya sebatas apa yang mereka lihat. Tidak melihat dan merasakan secara keseluruhan. Tidak holistik (apasih :D).

Gimana atuh perasaannya ketika tau kalo dijadiin bahan omongan, tapi yang diomongin ma orang2 itu ga bener? Haha (ketawa sedih). Cuek aja laah. Walopun sakit. Seengganya kita jadi tau kalo tukang ghibah everywhere. So berhati-hatilah! Anjing menggonggong, kafilah berlalu. Buktikan siapa yang jadi kafilahnya, siapa yang jadi ........ ~


Sabtu, 13 Agustus 2016

Sepele.

Sepele. Satu kata yang sepele. Tapi sebenernya tidak sepele. Hanya terdiri dari 6 huruf, 4 jenis huruf, tapi bisa memberi dampak yang luar biasa.

Sepele. Jika ditambah imbuhan me-kan, maknanya akan makin  dalem. Menyepelekan. Nah, hal yang berkaitan dengan ‘menyepelekan’ ini sungguh bikin sakit hati bagi seseorang (apa semuanya?). kenapa? Menurutku, menyepelekan itu berarti memandang rendah orang lain dan menganggap orang lain tidak bisa apa-apa (padahal mah emang iya ga bisa apa-apa. Loh? :D). Sombong itu mah namanya. Menganggap diri sendiri paling bisa. Untuk beberapa orang yang merasa disepelekan, bisa memilih untuk terus merasa rendah dan pantas untuk disepelekan atau memilih untuk diam dan membuktikan bahwa sebenernya tidak pantas untuk disepelekan dan dipandang sebelah mata. Pilihan ada di diri masing-masing.

Ketika memilih untuk merasa rendah dan pasrah untuk dianggap sepele, ya anda akan begitu seterusnya. Mengapa? Diri sendiri aja memilih untuk merendahkan dan membiarkan orang-orang menyepelekan, apa lagi orang lain? Ya mereka tetep akan bersikap sama seperti diri sendiri. Merendahkan dan menyepelekan.


Tapi, ketika memilih untuk melakukan pilihan kedua, oke sih. Kenapa? Karena kita membuktikan bahwa diri kita tidak pantas untuk disepelekan, direndahkan, dan dipandang sebelah mata. Tapi hati-hati. Ketika kita sudah berhasil membuktikan bahwa diri kita ‘bisa’, disaat itu pula ada satu kata yang muncul. Kepentingan. Orang-orang yang awalnya memandang kita rendah dan menyepelekan kita, bisa saja beralih menjadi orang yang begitu mengelu-elukan kita. Mungkin beberapa orang ada yang bener-bener tulus berpikir, ‘oh, ternyata dia ga bisa disepelein begitu aja. Penilaian saya selama ini salah. Salut.’. tapi entah kenapa pikiran negatif saya mengatakan bahwa ada sebagian dari mereka yang berubah haluan menjadi ‘pemuji’ memiliki maksud lain. Mereka mempunyai kepentingan, terutama kepentingan untuk diri sendiri. Semacam mencari untung dari orang-orang yang udah berhasil menunjukkan sinarnya. Ya semoga saja tidak ada orang yang seperti itu (semoga yang mustahil).