cuap.cuap penulis..

Foto saya
an introvert. an observer. sometimes so smart to say something bullshit and sarcasm.

Kamis, 07 Februari 2013

Kisah Kasih Ana dan Pedro

ih waw, sekian lama ga nyampah di dunia perblogan, akhirnya saya muncul juga *merayap dari sumur* serem amat yak. hiiiiirrrr...

okeh, kali ini, saat ini, malam ini juga ditengah kegalauan penulisan proposal penelitian, saya menyempatkan waktu untuk menyampah. kurang nyampah gimana lagi coba *apa sih* haha -_______-

baiklah, saya akan mulai bercerita. cerita apa ya? yah maybe cerita cinta kali ya *ceile, gaya banget dah* haha. *asaan kebanyakan 'haha' and tanda '*' yak*

ini efek curcol teman2 yang ngebahas masalah paling sederhana sekaligus rumit, cinta. cinta itu bisa sederhana dan bisa menjadi sulit. sebenarnya saya ga terlalu suka berfilosofi sih, ini cuma asal ngomong doang yak. cinta itu bisa menjadi sangat sederhana ketika kita menganggapnya sederhana, begitu juga sebaliknya.
pengalaman masalah cinta yang pernah saya alami? ada sih beberapa. hehe. yah kalo judulnya dari kisah yang akan saya ceritakan ini adalah KISAH KASIH ANA DAN PEDRO *ciye ayu ciye*.

dulu ituh, bertahun-tahun yang lalu, hiduplah seorang pria, sebut saja Pedro, dan seorang wanita, sebut saja Ana. Pedro dan Ana adalah dua orang insan manusia yang memiliki ibu yang bekerja pada tempat yang sama. mereka saling kenal karena kesamaan pekerjaan dan daerah asal ibu mereka. yah intinya mereka saling kenal lah ya.

singkat cerita, Ana jatuh hati pada Pedro yang 5 tahun lebih tua dari dirinya. selama beberapa tahun hati Ana hanya untuk Pedro seorang *ciye Ana*, padahal pada saat itu ada beberapa cowo yang mendekati Ana. Ana pernah mencoba membuka hatinya untuk cowo lain, tapi selalu saja gagal. ini semua karena Pedro. oh Pedro.

suatu hari, mereka liburan bersama ke malaysia dan singapura selama 7 hari bersama orang tua dan teman2nya. selama liburan, sangat terlihat kegencaran Pedro mendekati Ana. dasar Ana wanita dengan gengsi setinggi langit, dia tidak pernah mau mengakui perasaannya pada Pedro. beberapa kali Pedro mencoba mendekatinya, tapi Ana selalu cuek. pura2 cuek tepatnya. oh Ana.

keponakan Pedro yang bernama Lodres, sangat dekat dengan Ana. kemana2 maunya sama Ana. Lodres adalah seorang gadis cilik yang ketika itu berusia sekitar 5 tahun. Ana sangat senang dekat dengan Lodres. menurutnya, hal itu bisa memperbesar intensitas dirinya dan Pedro untuk saling berdekatan *secara Pedro juga harus menjaga Lodres*.

suatu pagi ketika sedang menunggu ibu bersiap2, Ana sedang duduk2 di dalam kamar dengan kondisi badan yang sudah rapi, siap untuk melancong. tiba2 Lodres muncul mengajaknya bermain di luar. padahal saat itu sebenarnya masih pagi banget sih. karena emang udah rapi dan daripada bengong di kamar, akhirnya Ana dan Lodres pun bermain keluar. and you know what, ternyata Pedro juga sudah rapi dan sedang duduk di gazebo penginapan. dalam hati Ana berkata 'edan, pagi2 begini udah standby aja di luar'. ketika itu Pedro sedang sibuk (atau pura2 sibuk) berkutat dengan handphonenya. masih bertahan dengan gengsi setinggi langit, Ana enggan menyapa Pedro, padahal hatinya sangat ingin menyapa dan mengobrol dengan Pedro. Ana pun memilih untuk mengabaikan Pedro dan bermain dengan Lodres.

selanjutnya, ketika sedang plesiran ke china town di singapura, ibu Pedro meminta Ana untuk menemani Lodres bermain. kebetulan saat itu Ana males keliling2 di china town akhirnya ia pun memilih untuk menemani Lodres. untuk menjaga kami berdua, si ibu mengutus Pedro untuk menemani kami. Ana bersorak dalam hati karena bahagia *tapi tetep menunjukkan ekspresi yang biasa aja*. setelah lelah bermain kejar2an bersama Lodres, Ana pun memilih untuk duduk di bawah pohon rindang. Ana, Pedro, dan Lodres. duduk bertiga di bawah pohon. kaya keluarga kecil ya, pikir Ana. haha. Ana dan Pedro pun saling bercerita mengenai banyak hal. Lodres bermain di sekitar pohon, dan sesekali diperingatkan untuk tidak bermain jauh2 oleh Pedro dan Ana. how sweet yah. haha.

ketika perjalanan pulang ke indonesia, Ana dan Pedro mengobrol berdua di luar kapal sambil memandangi lautan dan deburan ombak. Pedro memberikan beberapa nasihat pada Ana mengenai pendidikannya, salah satunya adalah agar melanjutkan pendidikan di tempat yang tidak jauh. salah satu alasan Pedro adalah karena Ana termasuk orang yang rentan sakit. Pedro mengatakan bahwa kalo Ana jauh, orang tua Ana akan sulit untuk mengunjunginya dan Ana akan jarang pulang. selain itu Pedro juga mengatakan bahwa kalo Ana berada di dekatnya, ia akan mudah untuk menjaga Ana *ciye Pedro*. mendengar hal itu, Ana pun melting, ia sangat senang, namun ia tetap pura2 cuek. dasar Ana bego!! ketika asik2 ngobrol, tiba2 ada yang muntah di dekat mereka. mencium aroma muntah, Ana menjadi terpancing untuk muntah juga. melihat hal tersebut, Pedro dengan sigap mencari minyak kayu putih dan memberikannya pada Ana. betapa perhatiannya si Pedro pada Ana. *oh my god Ana, udah sebesar itu perhatian Pedro, tapi masih juga pura2 cuek!? bener2 OON!!*

ketika sudah mau sampai di indonesia, Ana dan Pedro saling bertukar nomer dan kebetulan tipe handphone mereka sama *penting*. yak, setelah seminggu bersama, akhirnya mereka harus berpisah. malam harinya, ketika Ana sedang sibuk membaca komik di kamar, tiba2 ibunya muncul. ibu Ana menceritakan tentang Pedro. Ana tetep pura2 konsen baca komik, padahal ia sangat antusias mendengarkan cerita ibunya. efek gengsi segede gaban. cerita yang membuat Ana merasa sangat senang adalah ketika ibunya menceritakan bahwa Pedro mengatakan pada ibu Ana bahwa ia sangat menyukai Ana. cinta ga bertepuk sebelah tangan dong. Ana sangat senang mendengar cerita tersebut. tapi tetep menunjukkan ekspresi muka yang biasa aja. tiba2 handphone Ana bunyi. telepon dari Pedro. Ana enggan untuk mengangkatnya. beberapa saat kemudian, Ana ngsms Pedro 'kenapa Pedro?'. balasan dari Pedro membuat kesenangan Ana berlipat ganda, 'kangen'. smsan pun berlanjut malam itu dan pada hari2 selanjutnya tanpa adanya perubahan status hubungan mereka.

-----------------beberapa bulan kemudian-----------------

Ana telah melanjutkan pendidikan jauh dari rumahnya. namun hubungannya dengan Pedro masih berlanjut. telepon, sms, dan chating masih sering dilakukan oleh Ana dan Pedro. Ana sangat senang karena Pedro masih mau menghubunginya. suatu hari, ketika bulan ramadhan, Pedro ngsms Ana, menanyakan apakah lebaran nanti Ana pulang atau tidak. ternyata Ana tidak pulang. tapi Pedro memaksa Ana untuk pulang karena ingin bertandang kerumah untuk menemuinya. namun Ana bersikukuh untuk tidak pulang karena suatu alasan.

mulai dari malam itu, hubungan Ana dan Pedro mulai merenggang. telepon, sms, dan chating sudah mulai jarang dilakukan. lama kelamaan komunikasi diantara mereka mulai terputus. sesungguhnya Ana merasa sangat kecewa dengan merenggangnya hubungan mereka. namun apalah daya gengsi masih menguasai Ana untuk tidak menghubungi Pedro terlebih dahulu.

suatu hari, terbersit sebuah pikiran untuk ngepoin salah satu jejaring sosial milik Pedro. ternyata kepo saat itu membawa petaka untuk Ana. hati Ana hancur berderai ketika melihat status Pedro yang telah berpacaran dengan seseorang. Ana terluka, tercabik2, dan merasa sangat sakit hati. Ana merasa bagaikan butiran debu. terjatuh dan tak bisa bangkit lagi *lebay*

semenjak saat itu komunikasi Ana dan Pedro terputus. ketika Ana pulang ke kota kelahirannya (dan juga kota kelahiran Pedro), Ana sangat berharap untuk bertemu dengan Pedro. namun hal itu tidak pernah terjadi.  selama tiga tahun mereka tidak bertemu. waktu yang cukup lama untuk orang yang mencintai.

Ana mencoba bangkit dan melupakan Pedro. perlahan tapi pasti Ana mulai berhasil melupakannya, meskipun terkadang masih suka teringat. ketika malam hari saat Ana sedang bersama pacarnya, tiba2 ibu Ana menelpon. kabar yang diterimanya membuat ia kembali hancur. bagaimana tidak, Pedro akan segera menikah. menikah!! Ana tetap berusaha cool ketika berbicara dengan ibunya. setelah selesai, Ana kembali menemui Salvador, kekasihnya. Salvador menyadari perubahan raut muka Ana. ia pun menanyakan apa yang terjadi. setelah selesai menceritakan semuanya, Salvador pun berkata 'aku tau kamu pasti sedih dan kecewa, kalo mau nangis menangis saja'. Ana memilih untuk tidak menagis di depan Salvador dan mencoba untuk tetap cool *padahal hatinya remuk redam*. tiba2 Salvador berkata 'jujur dalam hati aku senang Pedro menikah' dan Ana hanya tersenyum miris mendengarnya.

Ana yang masih tidak percaya masih mencoba ngepoin jejaring sosial milik Pedro. tapi kembali sakit hati yang diterima oleh Ana. foto2 pernikahan mereka terpampang jelas di timeline. OMG! Ana sangat terluka. cinta yang ia pendam selama bertahun2 untuk Pedro berakhir menyedihkan. tragis. ironis. Ana masih tidak percaya bahwa Pedro telah menikah. walaupun sakit hati, Ana masih sering ngepoin jejaring sosial milik Pedro dan melihat2 fotonya bersama istri.

pada suatu lebaran, Ana pulang ke kampung halamannya. seperti lebaran sebelum2nya, Ana dan keluarga selalu berkunjung ke rumah Pedro dan setiap itu pula Pedro tidak pernah ada di rumah. saat itu Ana berpikir bahwa ia tidak akan bertemu Pedro seperti lebaran2 sebelumnya. namun ternyata tidak. hari itu menjadi pertemuan pertama Ana dan Pedro setelah terpisah selama 3 tahun lebih.

ketika Ana tiba dirumah Pedro, Ana dan keluarga disambut oleh orang tua Pedro. sambutan orang tuanya sungguh berbeda. dulu, setiap bertemu Ana selalu di cium oleh ibu Pedro. namun sekarang tidak. terasa agak dingin dan renggang. tidak ada keakraban seperti yang dulu antara Ana dan ibu Pedro. setelah duduk, ibu Pedro pun memanggil anaknya yang sedang berada di kamar. 'Pedro, ini ada ibu dateng'. terdengar sahutan dari dalam. itu Pedro. Pedro ada. Ana deg2an. tiba2 muncul seorang wanita dari kamar tersebut. OMG! itu istri Pedro. dari belakangnya muncullah Pedro. Ana mulai panik, hati Ana bergejolak. ketika bersalaman, Ana tidak berani menatap muka kedua orang tersebut. dulu, Ana selalu mencium tangan Pedro ketika bersalaman, sekarang tidak. mereka bersalaman seperti orang asing. selama dirumah Pedro, Ana pura2 stay cool nonton tv sambil makan. ketika Pedro duduk mendekati Ana, Ana langsung mengambil handphonenya dan menjauh dari Pedro. Ana pura2 sibuk dengan handphonenya untuk menghilangkan kegugupannya. ia ga sanggup jika harus berada di dekat Pedro. melihat Ana menghindarinya, Pedro pun memilih untuk menjauh.
selama ini ia tidak percaya bahwa Pedro telah menikah, namun setelah pertemuan itu Ana pun tersadar dan menjadi percaya bahwa Pedro telah menjadi milik orang lain.

sejak itu Ana memutuskan untuk menghapus nomer handphone Pedro dan ngeblok Pedro dari jejaring sosialnya. Ana mulai benar2 melupakan Pedro dan tidak pernah mencoba untuk ngepoin Pedro lagi. Ana memilih Salvador yang mencintainya.

begitulah kisah singkat hubungan percintaan Ana dan Pedro. berakhir menyedihkan sih buat si Ana. tapi Ana tetap berdoa semoga Pedro dan istrinya selalu diberi kebahagiaan dan langgeng selalu. amiiin~

sekian

pelajaran yang dapat diambil dari Kisah Kasih Ana dan Pedro :
1. jangan memiliki gengsi yang terlalu tinggi
2. ungkapkan apa yang sedang dirasakan
3. kepo itu terkadang menyakitkan

bhahaha.. ciye ayu, berhasil juga nulis kisah ini. seandainya aja semangat nulis proposal penelitian itu sesemangat nulis tulisan ini. huhuhu. okelah, next time saya akan menceritakan kisah Ana dan Salvador yang penuh lika-liku. *semoga inget dan ga males* ehehehe
salam olahraga!!!