Pernah bercerita dengan temen
tentang apa yang sudah dilalui di kehidupannya. Berdasarkan ceritanya tersebut,
aku menyimpulkan bahwa dia telah melalui berbagai cobaan. Mulai dari
keterbatasan ekonomi, sulitnya mencari uang, tinggal jauh dari keluarga, dan
lainnya. Dia berhasil survive hingga saat ini. bukan hanya survive, bahkan
taraf hidup mereka sudah meningkat dari sebelumnya. Dari yang ga punya,
sekarang menjadi punya. Alhamdulillah, roda kehidupan itu berputar. Perjuangan
hidup yang telah mereka lakukan menjadi salah satu pembentuk pribadi mereka
saat ini. Mereka menjadi sosok yang supel, tangguh, cerdas, dan selalu
bersyukur (even beberapa orang masi ada yang suka mengeluh).
Kadang suka mikir, apakah semua
orang akan melalui fase hidup yang sama? Akan mengalami kesulitan hidup yang
sama seperti itu? Berada di posisi mereka saat sedang sulit adalah hal tak bisa
terbayangkan oleh ku. Jika itu terjadi, apakah aku mampu? Apakah aku bisa? Apakah
aku akan mampu melewati hal-hal seperti itu? Bahkan membayangkannya aja aku ga
berani. Aku ga mampu.
Sampai saat ini aku bersyukur
belum pernah mengalami kesulitan seperti yang pernah dialami oleh temen-temenku
tadi. Apakah itu tandanya aku juga akan mengalami kesulitan seperti mereka? Bukankah
hidup itu sebuah siklus? Akan ada masa dimana kita mengalami kesulitan dan ada
masanya juga kita diselimuti kebahagian dan kecukupan. Atau mungkin aku
sebenernya telah mengalami kesulitan tapi dalam hal yang berbeda dibanding
mereka? Mungkin saja.
Tapi bukankah cobaan yang kita alami itu diberikan sesuai dengan kemampuan kita? Apapun cobaan dan hal apapun yang ada dan yang akan ada dikehidupan aku, semoga aku selalu diberi kekuatan untuk menjalaninya dan selalu menjadi pribadi yang bersyukur atas segala yang aku miliki saat ini.
Kadar. Mungkin itu saja menjadi
pembeda antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya gini, anggap saja Mawar
memiliki kekuatan atau kelebihan pada bidang A, B, dan lemah terhadap hal C,
sedangkan Melati lemah pada bidang A, tapi memiliki kelebihan pada bidang B dan
C. Ketika cobaan datang pada bidang A, tentunya Melati akan merasa lebih berat
melaluinya dibandingkan Mawar. Kenapa? Karena bidang A lebih dikuasai oleh
Mawar dibanding Melati.
Kita memiliki posisi
masing-masing dalam kehidupan ini. Memiliki peran sendiri dan kita ga bisa
menjadi orang lain. Walaupun kita mencoba memaksakan diri untuk berada di
posisi orang lain, hasilnya pasti ga akan secemerlang ketika kita berada di
posisi kita seharusnya. Peran inilah yang sebenernya menjadi kekuatan kita
dalam kehidupan sosial. Seperti Maldini yang sudah ditakdirkan menjadi seorang
bek. Apakah ketika dia mencoba berada di posisi orang lain, prestasinya akan
secemerlang posisinya di pertahanan? Apakah dengan kemampuannya tersebut dia
akan sesukses Pippo sebagai striker? Atau apakah ketika Kaka dan Pirlo berada
di baris pertahanan AC Milan, mereka akan mampu menahan serangan lawan seperti
Maldini dan Nesta lakukan? Kemampuan masing-masing kita lah yang akan
memberikan kekuatan pada kehidupan sosial kita. percayalah, kita diciptakan
untuk memiliki peran sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. (sori
contohnya ga update, kangen skuad lama milan nih :P)
*Ayu ngomong apa? Ayu sehat?*
So today i want to tell you
something. On my timehop, 3 years ago, i wrote #BanggaSumatera. Lalu aku
terbayang kejadian itu. Kejadian dibalik tragedi #BanggaSumatera (ceilah,
tragedi cuy). Duh pengen ketawa. Jadi kangen kosan. Kangen penghuninya juga.
Memori itu selalu ada dalam kehidupan kita. Tak pernah hilang. Bahkan ketika kita
berusaha untuk menghilangkannya ataupun lupa akibat kesibukan yang ada
sekarang, ketika ada satu hal sekecil apapun yang berkaitan dengan memori masa
lalu muncul, yakin deh pasti kenangan itu akan terputar kembali dalam ingatan
kita. Terputar seperti sebuah film seolah kita kembali ke masa lalu saat
kejadian itu terjadi. Jadi sangat penting untuk kita menghargai setiap waktu
yang ada, setiap momen, dan kesempatan yang kita miliki sekarang agar memori
yang tercipta menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk dikenang.
Btw, pernah merasa terlalu lugu
atau polos ga sih sehingga tanpa sadar kita hanya dimanfaatin atau
dibego-begoin ma orang lain atau bahkan sama temen sendiri? I do. Apa yang kita
lakukan (even itu baik menurut kita), ga semua orang akan menganggap itu baik. Seperti
yang udah pernah aku bilang sebelumnya, kita ga akan pernah terlepas dari ‘kata
orang’. Bagaimana kita menyikapinya? It depends on value of life yang kita
miliki. *halah*.
Peace, love, and gaul. Bhay.